Perjalanan Mendaki Gunung Slamet via guci.

Perjalanan Mendaki Gunung Slamet via guci.

“ where there’s a will,there’s a way”

Mungkin pepatah kuno yang berarti dimana ada kemauan,disitu ada jalan. 23/03/ 2013. Kami pun akhirnya berangkat dari sekretariat,setelah dilepas oleh ketua umum fredi aji primadani dan Kepala Badan Diklat Sigit puji jatmiko. 4 Anggota Muda Arya Prasna  Azzy D’vyastia kesuma , Septian heri saputra, Dimas putra dan 2 Pendamping Azwansyah (Mahasiswa Tehnik Sipil) NRP.UPL-2012382/Sapu Jagad, & Moh. Alfian Ubay (Mahasiswa Ekonomi Manajemen) NRP.UPL-2011366/Tapak jagat.

DSCF1456

Terminal Purwokerto

Memulai perjalanan dari secretariat tercinta ke terminal Purwokerto berbarengan dengan anggota tim Jalur gambuhan karena mereka pun searah dengan tujuan kami yaitu Yomani,nama suatu daerah di Kabupaten tegal.

welcome at GUCI

Pintu Obyek Wisata Guci

DSCF1463

Perjalanan

Pendakian dimulai dari pintu gerbang Obyek wisata Guci yang berada pada ketinggian 1120 mdpl. Pintu gerbang Obyek wisata Guci   yang berupa gapura ini , adalah juga merupakan pintu gerbang ke air terjun. Letak air terjun ini ada di sebelah sebuah jembatan  dan perjalanan kami menuju Gerbang Pendakian Guci 1277 mdpl . Berikut Rute Pendakian Kami.

Gerbang Pendakian Guci 1277 mdpl – Pos Pinus ( Pos I ) 1185 mdpl.
Dari gerbang jalur pendakian relatif landai, melewati pinggir hutan pinus, dan setelah mengikuti jalan setapak kemudian akan bertemu dengan jalan berbatu bekas jalan aspal yang sudah rusak milik perkebunan pinus. Pos I berada sedikit masuk ke dalam hutan Pinus. Waktu tempuh dari Gerbang hingga ke Pos I ini kurang lebih 1 jam.

DSCF1471

Pos I – Pos Pondok Cemara (Pos II)  1951 mdpl. 
Setelah melewati Pos I keadaan jalan setapak mulai menanjak dan mulai banyak terdapat pohon yang berlumut. Sedangkan waktu yang kami tempuhnya 1 jam 55 menit.DSCF1473

Pos II – Pos Pondok Pasang ( Pos III ) 2129 mdpl.
Kondisi jalan setapaknya relatif landai dan waktu yang kami tempuh dari Pos II ke Pos III kurang lebih 50 menit.DSCF1503DSCF1486

Pos III – Pos Pondok Kemaktus ( Pos IV ) 2578 mdpl
Jalur dari pos III menuju Pos IV ini lebih berat dari pada jalur lainnya ( dari pos I hingga Pos V ). Dijalur ini, banyak pohon perdu setinggi manusia ( arbei ). Jika memulai pendakian dipagi hari, maka istirahat makan siang dapat dilakukan disini. Dan juga di daerah Pos IV ini ramai dihiasi oleh suara burung. Waktu tempuh dari Pos III ke Pos IV adalah kurang lebih sekitar 2 jam 10 Menit.DSCF1493

DSCF1519

Santai Sejenak

Pos IV – Pos Pondok Cantigi ( Pos V ) 2852 mdpl.
Jalur pendakian mulai banyak ditemui pohon tumbang dan sebelum mencapai Pos V, akan ada sebuah pos yang dikenal dengan sebutan Pos Edelweiss yang berada pada ketinggian 2570 mdpl, dan waktu tempuh hingga Pondok Edelweis ini adalah kurang lebih sekitar 1 jam 26 menit. Selepas dari pondok edelweis keadaan jalan setapak mulai banyak debu vukanisnya. Dari Pondok edelweis hingga ke Pos V akan memakan waktu kurang lebih 50 menit.

DSCF1527

Pondok Cantigi (Pos V) – Bibir kawah sebelah barat laut (Puncak Guci) 3205 mdpl.
Plawangan guci hari itu diselimuti kabut tebal dan terlihat menyeramkan,angin mendesau dari bawah kami,membuat kami kedinginan. Cuaca saat itu sangat tidak bisa diprediksi,terkadang angin tenang,tetapi tiba-tiba menjadi ganas.. kami sudah down melihat kondisi alam yang seperti itu,tetapi kami memiliki tekad yang kuat,bahwa kami akan sampai puncak gunung ini. Meski badai menghempas kami.DSCF1573

Mendekati bibir kawah, haruslah berhati – hati karena jalannya melewati tanah berpasir halus dan berasap belerang. Terkadang tanah tersebut terasa hangat. Resiko keracunan belerang bisa saja terjadi. Jadi ada baiknya menyiapkan masker, dan berjalan cepat dan tegak, untuk mengurangi resiko. Karena belerang lebih berat dari udara dan berada di dekat tanah.DSCF1578

DSCF1588

Puncak Guci Dalam Kondisi Badai

Waktu tempuh dari Pos V hingga bibir kawah ini sekitar 2 jam.

DSCF1620

Menikmati Segarnya Air Panas Cuci

Meskipun kami gagal melintas ke jalur Bambangan kabupaten Purbalingga, tetapi kami sangat puas karena kami telah mencapai puncak slamet Jalur  Guci. Kami bangga pada tim kami, karena kami telah berhasil menembus batas kami dan tetap berjuang hingga akhir.

“Saya ingin menunjukan ke semua orang bahwa mendaki bukanlah mencari kematian, kamu dapat hidup untuk membicarakan pendakiannmu. Jika kita menjauhi hal tersebut   ( kematian ), kita akan bisa meninggalkan ketidakpastian dari gunung itu sendiri. Saya ingin merubah ( kegiatan pendakian gunung ) menjadi sesuatu yang positif.” (EdViestrus)

just wait for our arrival again..! and someday.. we will climb you..!” Hello genk..!!

Awal Dari Sebuah Pengabdian Kepada Masyarakat –>> KKN Unsoed 2013

DSCN9907

Tim KKN Unsoed 2013 Desa Pedasong Kec.Adipala Kab. Cilacap

Bekerja dengan Cinta, itulah awal dari sebuah slogan untuk bergerak dari sebuah cita-cita organisasi yang selalu terpatri dalam setiap langkah aktifitas. Terinspirasi dari sebuah slogan, ketika amanat pengabdian kepada masyarkat itu datang, tak sia-sia, karena saya pun tahu” kesempatan ini tidak datang 2x dalam seumur hidup dalam menjalani sebuah aktifitas akademik. totalitas tanpa batas,Bekerja untuk kepentingan masyarakat dalam sebuah tim yang baru. berusaha masuk dari segi batas ketidaktahuan menjadi sebuah tim yang solid. kesempatan datang Selama tiga puluh lima hari 17 Januari- 21 Februari 2013. mengabdikan diri di berbagai tempat, 1.760 Mahasiswa UNSOED tersebar di Kabupaten Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Banjarnegara dan Brebes serta di Daerah Perbatasan Merauke.

Selama tiga puluh lima hari berkiprah dalam Kuliah Kerja Nyata Pos pemberdayaan Keluarga (KKN -Posdaya ). mahasiswa dituntut untuk menuntaskan berbagai program dalam bidang kelembagaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan baik fisik maupun non fisik.  Taman bacaan, posdaya baru, PAUD, berbagai jenis kerajinan, makanan, pemanfaatan halaman, posyandu adalah beberapa dari banyak karya pemberdayaan masyarakat. dibuat mahasiswa UNSOED selama tiga puluh lima hari. Ditempat saya mengabdi sebuah kabupaten yang sedang taraf bergerak menuju pembangunan Cilacap, dengan slogannya yang khas Cilacap Bercahaya Punya, disebuah Desa namanya sangat asing, dan jauh lebih kecil skalanya, baik dari segi batas wilayah Desa dan jumlah penduduk, dan tidak adanya potensi yang yang dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan desa. Desa Pedasong itulah namanya berada.

Indonesia sudah mengalami perubahan dengan adanya pengaruh yang kuat dari tekanan globalisasi terhadap lapisan masyarakat ekonomi, maka perlu adanya perubahan paradigma dari pembangunan masyarakat menjadi paradigma pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Begitu pula dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah berdasar UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana pemerintahan daerah berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peranserta masyarakat, serta meningkatkan daya saing daerah dengan tetap memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, dan keadilan maka pemberdayaan masyarakat termasuk masyarakat pedesaan harus lebih ditingkatkan baik sumber daya alam yang ada maupun sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan.

Pembangunan adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan juga oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan di Indonesia ditujukan kepada semua bidang. Pembangunan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat dan tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, yaitu instansi pemerintah, swasta, masyarakat maupun perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah. Salah satu bidang pembangunan yang menjadi perhatian penting adalah bidang kesehatan dan ekonomi. Dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah, maka pemberdayaan masyarakat desa harus lebih ditingkatkan baik sumber daya alam yang ada maupun sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan.

Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) diharapkan dapat menimbulkan empati dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat ekonomi lemah dan mampu memberdayakan serta mendorong masyarakat melalui POSDAYA untuk mampu menolong diri mereka sendiri, karena segala permasalahan yang ada adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat baik pemerintah maupun swasta, serta perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah. Dengan adanya KKN POSDAYA diharapkan terjadi interaksi sinergis, saling menerima dan memberi (take and give), saling asah, asih dan asuh antara mahasiswa dan masyarakat, untuk menggerakkan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan yang dapat melibatkan, mengikutsertakan dan menumbuhkan rasa memiliki pada masyarakat terhadap pembangunan. Konsekuensinya, keterlibatan kedua belah pihak dalam setiap kegiatan mutlak diperlukan. Keterlibatan itu dimulai dari sejak perencanaan program, kegiatan lapangan, pelaksanaan dan pengusahaan pendanaannya secara bersama-sama. Program-program kegiatan mahasiswa KKN POSDAYA yang direncanakan berdasarkan pada permasalahan dan kebutuhan riil masyarakat di lapangan, dapat dilaksanakan sesuai dengan daya dukung sumber daya yang tersedia di lapangan dan memberikan manfaat bagi masyarakat POSDAYA baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

AlvianProgram KKN POSDAYA dilaksanakan untuk melestarikan dan mengembangkan lingkungan fisik dan sosial untuk kepentingan masyarakat. Ini sesuai dengan program POSDAYA yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat (from people, by people and for people). Mahasiswa KKN POSDAYA diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada di masyarakat dan mencoba mencari penyelesaiannya (problem solving) sesuai dengan sumber daya yang dimiliki masyarakat. Dengan harapan nantinya masyarakat POSDAYA mampu berswadaya, berswakelola, dan berswadana dalam pembangunan.

A.      Kondisi Umum Desa Pedasong

    1. Keadaan Geografis

Desa Pedasong secara administratif terletak di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Luas wilayahnya terdiri dari tanah kering pekarangan dan bangunan emplasemen seluas 188,085 Ha. Adapun batas-batas wilayah Desa Pedasong, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Adireja, sebelah selatan berbatasan  dengan Desa Glempang Pasir, sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Benda, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Jati.

Desa Pedasong terdiri dari 4 Rukun Warga (RW) dan 11 Rukun Tetangga (RT). Desa Pedasong memiliki 3 posyandu yang terletak di RW I, II, & III, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) itu sendiri sudah bisa melayani Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penimbangan bagi Balita, pemeriksaan ibu hamil, penimbangan bagi Lansia dan menyediakan tenaga medis untuk warga yang akan melahirkan (Bidan Desa). Posyandu tersebut juga melayani pemeriksaan kesehatan anak, yang mana ditunjang dengan pelayanan MTBS yaitu Masalah Tentang Balita Sakit yang harus ditangani lebih serius atau dengan penuh ketelitian dengan cara wawancara atau berkomunikasi langsung dengan orang tua balita, dari pembicaraan tersebut akan dicatat dan dipecahkan solusinya serta pengobatannya. Posyandu juga melayani imunisasi bagi bayi dan melayani kesehatan atau pemeriksaan umum untuk masyarakat, melaksanakan penjaringan kesehatan anak sekolah baik PAUD maupun SD. Posyandu juga melaksanakan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat dan juga melakukan survei untuk mengetahui ada tidaknya balita gizi buruk atau lingkungan yang tidak sehat. Selain kinerja-kinerja di atas, kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga melaksanakan kegiatan bulanan seperti imunisasi dan pertemuan kader yang dilaksanakan satu bulan sekali yang setiap pertemuan membahas tentang perkembangan posyandu.

Desa Pedasong berada di dataran rendah dengan suhu normal. Desa Pedasong sebagian tanahnya adalah tanah kering. Iklim di Desa Pedasong termasuk beriklim tropis dengan curah hujan sedang.

  1. Sarana Umum
  2. Tempat Pendidikan

1)      PAUD                         : 1 buah

2)      SD NEGERI               : 2 buah

  1. Sarana kesehatan

1)   Posyandu                     : 3 buah

  1. Tempat Ibadah

1)    Masjid                         : 1 bangunan

2)    Mushola                      : 6 bangunan

  1. Sarana Kepemerintahan
    1. Balai desa                    : 1 bangunan tetap
    2. Kantor desa                 : 1 bangunan tetap
  1. Penduduk
  • Jumlah Penduduk :

–       Laki-laki                         : 881 orang

–       Perempuan                     : 891 orang

  • Jumlah Kepala Keluarga: 430 KK

Tabel 1.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

  1. Kelompok Umur

No

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah (Jiwa)

0 – 4

191

1

05 – 09

180

2

10 – 14

175

3

15 – 24

204

4

25 – 34

207

5

35 – 44

197

6

45 – 54

210

7

55- 64

214

8

65 +

Jumlah

1.772

Sumber: Daftar Isian Potensi Desa

Tabel 1.2. Distribusi Penduduk Desa Pedasong Menurut Tingkat Pendidikan

No

Pendidikan

Jumlah (Jiwa)

1

Belum sekolah

2

Tidak sekolah

3

Tidak tamat SD

4

SD/Sederajat

225

5

SLTP/Sederajat

95

6

SLTA/Sederajat

70

7

Perguruan Tinggi

11

Jumlah

401

Sumber: Daftar Isian Potensi Desa

  1. Keadaan Perekonomian

Mata pencaharian sebagian besar keluarga  di Desa Pedasong adalah sebagai petani, buruh industri, PNS, pedagang, dan lain sebagainya.

Tabel 1.3. Komposisi Penduduk Desa Pedasong Menurut Mata Pencaharian

No

Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

1

Petani Sendiri

244

2

Buruh tani

27

3

Pengusaha Industri

4

Buruh Industri

7

5

Buruh Bangunan

6

Pedagang

2

7

Nelayan

8

Pengangkutan

9

Pegawai Negeri/TNI/Polri

1

10

Pensiunan

11

Lain-lain

Jumlah

287

Sumber: Monografi Desa Pedasong 2012

  1. Potensi Desa

Penduduk Desa Pedasong mempunyai pekerjaan beragam. Mata pencaharian warga Desa Pedasong sebagian besar sebagai petani menduduki urutan teratas, sedangkan lainnya bermata pencaharian/pekerjaan sebagai buruh industri, pedagang, pegawai negeri serta bergerak di bidang jasa. Desa Pedasong Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap memiliki sumber daya yang cukup representatif untuk dikembangkan, antara lain:

  • Sumber Daya Manusia

Secara umum sumber daya manusia di Desa Pedasong cukup baik, akan tetapi ada sebagian kecil warga masyarakat yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dan belum meratanya pendidikan pada semua lapisan masyarakat serta kurangnya kesadaran lingkungan.

  • Bidang Kesehatan

Memiliki potensi sarana kesehatan 3 buah posyandu. Untuk tenaga kesehatan terdapat 1 orang bidan desa.

  • Sumber Daya Alam

Desa Pedasong memiliki sumber daya alam yang cukup baik, yaitu Tanaman Nipah yang merupakan bahan dasar pembuatan gula merah. Apabila sumber daya ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka perekonomian masyarakat Desa Pedasong dapat meningkat.

  1. Profil Posdaya Mawar Biru Desa Pedasong

Desa Pedasong memiliki luas wilayah 188,085 Ha, dengan jumlah RT sebanyak 11 dan jumlah penduduk 430 KK atau 1.772 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 881 jiwa dan perempuan 891 jiwa. Diantara jumlah itu terdapat lansia yang berjumlah 214 orang, yang dimana mengikuti kegiatan posyandu lansia, dan jumlah balita sebanyak 191 anak dan yang mengikuti kegiatan posyandu.

Posdaya di Desa Pedasong diberi nama Mawar Biru yang tidak jauh berbeda dengan Posdaya-posdaya yang lainnya yang mana di dalamnya terdapat empat pilar yaitu bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lingkungan. Posdaya di Desa Pedasong ini baru terbentuk pada tahun 2013 tepatnya pada 6 Februari 2013 yang mana pada saat ini baru masuk ke tahapan Posdaya Pemula. Adapun struktur kepengurusan di Posdaya Mawar Biru Desa Pedasong  adalah sebagai berikut :

–          Pelindung & Penanggung Jawab :

Kepala Desa Pedasong

–          Penasehat                   : 1. Suswanto

2. Mulyanto

–          Ketua                            : Partinah

–          Sekretaris                   : Janisem

–          Bendahara                 : Susminah

Koordinator Bidang :

  • Pendidikan                : Sudarwati
  • Kesehatan                  : Retno Titisari
  • Ekonomi                    : Maisroh
  • Lingkungan               : Salikun

Pemanfaatan Sampah menjadi Barang Bernilai Ekonomis

DSCN8559

Ekonomi menjadi salah satu pilar dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), yaitu program yang dibawa oleh mahasiswa Unsoed dalam Kuliah Kerja Nyata periode ini (Januari-Februari 2013). Salah satu program yang dibuat oleh kawan-kawan mahasiswa KKN di Desa Pedasong, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap adalah Pemanfaatan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis dan pemberian motivasi kewirausaahan dari kerajinan tangan.

DSCN8616
Dengan sasaran Ibu-Ibu PKK, Kegiataan yang dilaksanakan diBalai Desa Pedasong ini berjalan dengan lancar dan antusiasme dari ibu-ibu. Dengan Pengajaran dari LKP Bu Nandang dan para mahasiswa dalam memberikan materi pentingnya pendidikan Lingkungan yang bisa dimanfaatkan menjadi Barang ekonomis dan motivasi kewirausahaan.
DSCN8613DSCN8587DSCN8609
Pemanfaatan Barang-barang seperti koran bekas, sedotan putih bekas, selang, kain bekas, tutup botol bekas (Kecap, Minuman Botol Berkarbonasi, teh botol), bungkus kopi menjadi berbagai macam kerajinan tangan. program berkelanjutan pun ditanamkan oleh mahasiswa KKN didesa Pedasong, Kecamatan Adipala untuk terus menekuni sebuah kerajinan tangan yang mereka buat menjadi Industri Rumah Tangga dengan Modal yang kecil.
Proficiat KKN POSDAYA UNSOED 2013! Maju Terus Pantang Menyerah! (alfian 366/TJ)
Galeri

Cerita Pendidikan Dasar XXVI Tahun 2010

Pengalaman pertama memang takkan pernah terlupa, begitu juga dengan pengalaman eks-siswa Pendidikan dasar XXVII UPL MPA UNSOED. Selama 12 hari  dari tanggal -12 Februari 2010, mereka menjalani sebuah rangkaian pendidikan dasar sebagai calon anggota Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam. … Baca lebih lanjut

Galeri

Lawe Memory

This gallery contains 10 photos.

Lawe Memory Pada tanggal 16-20 Maret 2011 Tim Rock climbing Angkatan Tapak Jagat-Lintang Jagat UPL MPA UNSOED melakukan Try Out pengembaraan ke tebing lawe Banjarnegara jawa tengah. Tim beranggotakan 7 0rang,dan 2 pendamping 1.Fredi AjiPrimadani NRP.UPL- AM/Tapak Jagat (fak.hukum) 2.Krisna Andresta NRP.UPL-AM/Tapak … Baca lebih lanjut

Tebing Komando Simulasi RC I

Waktu Menunjukan Pukul 16.00 dan terlihat anggota tim RC sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan untuk Simulasi yang akan mereka lakukan,setelah terlambat beberapa waktu, akhirnya dibukalah acara secara simbolis dengan pelapasan yang di ikuti oleh beberapa anggota. Namun ketika tim sudah siap untuk berangkat seketika hujan turun dan pemberangkatan pun tertunda beberapa saat, kemudian ketika hujan sedikit mereda kamipun langsung berangkat menuju base campTebing komando di Desa Darmakradenan –Ajibarang.

Perjalanan cukup lancar dan sesampainya di base camp, kami langsung berramah tamah sejenak dengan keluarga Bapak Sangat. Kemudian tim langsung melakukan aktifitas camp sambil di selingi tawa canda sambil mempersiapkan untuk evekord, setelah makan malam dan beres-beres maka evakord pun dimulai, untuk mengevaluasi tim secara keseluruhan dan untuk membagi tugas untuk operasional esok harinya. Setelah kurang lebih 2 jam akhirnya evakord pun di akhiri dan dilanjutkan packing alat dan istirahat.

Minggu, 21Nopember 2010
Pagi yang begitu sejuk membuat kami terbangun, namun karena terlalu lalap kami bangun pukul 04.08,terlambat 8 menit dari hasil evakord semalam. Dengan sigap Fredi dan Fikri langsung mengeluarkan alat masak karena pagi ini mereka yang di jadwalkan masak pagi, anggota tim yang lain pun terbangun dan langsung beres-beres alat tidur yang mereka gunakan semalam, beberapa waktu kemudian setelah makan pagi siap kamipun langsung makan pagi bersama, berlauk tumis kangkung dan telur dadar yang terasa sangat nikmat di santap pagi-pagi. Setelah makan pagi selesai tim langsung bergegas bersiap untuk berjalan menuju dasar Tebing tak lupa kami melakukan pemanasan sejenak untuk meregangkan otot agar tidak kram.
Perjalanan ke dasar Tebingpun di mulai,di awali dengan medan persawahan, kami berjalan berbaris sambil membawa peralatan yang cukup berat dan banyak. Di tengah perjalanan, tiba-tiba muka raut muka pendamping tampak bingung. Ternyata dia lupa jalur menuju ke dasar tebing. Kita pun berputar-putar mencari jalur dan akhirnya kita menemukannya. Tim pun bergagas membagi tugas, ada yang langsung ke dasar Tebing untuk mempersiapkan peralatan panjat dan sebagian ke Gua untuk membereskan peralatan camp dan logistik.
Setelah semua siap, maka Andres yang merupakan Leader pertama langsung melakukan pemanjatan, namun karena terjadi trouble maka Andres pun turun dan di gantikan Alip meski baru bisa memasang 4 pengaman, Alip pun mulai naik dan menambah ketinggian dengan memasang 6 pengaman, akhirnya pukul 15.30 Alip sampai di pitch 1 dengan ketinggian kurang lebih 25 meter. Kemudian Alip pun langsung membuat anchor untuk memasang fixed rope, dan naiklah Fredi sebagai cleaner menyusul Alip di pitch 1, setelah semua pengaman berhasil di cleaning merekapun cepat-cepat turun ke dasar tebing menggunakan autostop karena hari sudah semakin gelap.
Hari sudah semakin gelap dan setelah semua anggota tim sampai di dalam Gua, acara di lanjutkan dengan makan malam dan evakord, setelah selesai evakord anggota tim pun langsung mencari tempat untuk tidurnya masing-masing, meski di dalam Gua yang sempit dan gelap namun karena capeknya kondisi fisik, anggota tim pun langsung tertidur pulas. Di tengah malam hari ketika sebagian anggota tim sudah tertidur, tiba-tiba datang Setiyawan dan Adi yang datang jauh-jauh dari Purwokerto untuk menjenguk, Raut gembira seketika terpancar dari anggota tim yang senang karena di jenguk dan merasa di perhatikan oleh kakak-kakak dari angkatan Wisnu Andalas itu, kamipun mengobrol sampai cukup larut dan pada dini hari mereka langsung pulang dan kami pun melanjutkan tidur.
Senin,22 November 2010
Matahari sudah mulai menunjukan sinarnya dan anggota tim pun mulai pada terbangun. Alip dan Anti langsung bergegas memasak sarapan pagi dan anggota tim yang lain mulai beres-beres di dalam Gua, setelah makan pagi matang kami pun langsung makan pagi bersama-sama. Santai sejenak lalu Fredi,Sigit,Alfian dan Ridho langsung berjalan manuju dasar Tebing untuk melanjutkan operasional pemanjatan, Setelah semua siap dan berdoa Fredi pun langsung naik menuju pitch 1 dengan menggunakan teknik Jumaring, sesampainya di pitch 1 kemudian di susul Alfian dan Sigit.

Setelah semua siap Sigit pun yang merupakan Leader langsung naik untuk menambah ketinggian, baru memasang 3 pengaman namun di karenakan salah membaca jalur maka Sigit pun kembali turun dan membuka jalur sebelah kiri yang relatih lebih mudah, 5 pengaman berhasil di pasang Sigit namun ketika hendak memasang pengaman ke 6, Sigit terjatuh di karenakan kondisi fisik yang mulai terkuras dan karena dahinya di gigit lebah yang membuat dahi kirinya bengkak. Dia pun turun padahal kurang 10 meter lagi dia sampai di puncak Komando.
Alfianpun bersiap untuk menggantikan Sigit menjadi Leader, setelah memasang 3 pengaman akhirnya Alfian sampai di puncak Komando pukul 12.15. Raut bahagia pun terpancar dari anggota tim melihat Alfian sampai di puncak, tanpa menunggu lama setelah fixed rope terpasang Sigit pun langsung naik untuk cleaning alat di susul Fredi sebagai orang ke 3. Setelah semua sampai di puncak,kami pun langsung packing dan segera turu karena takut kemalaman di jalan dan di tengah jalan Andres dan Anti ternyata menjemput kami bertiga, sambil bercanda di jalan kami bersama-sama berjalan menuju basecamp untuk packing dan langsung pamit pulang kepada pak Sangat karena takut kemalaman di jalan dan kami pun langsung pulang menuju sekretariat tercinta.
Perjalanan pulang kami tempuh dengan santai di karenakan kondisi jalan yang mulai gelap dan kondisi fisik tim yang mulai kepayahan, Alhamdulilah kami tiba di sekre dengan selamat dan langsung di akhiri dengan penutupan. Mungkin ini sebagian cerita yang semoga bisa mendeskripsikan perjalanan kami di Tebing Komando.