Perjalanan Mendaki Gunung Slamet via guci.
“ where there’s a will,there’s a way”
Mungkin pepatah kuno yang berarti dimana ada kemauan,disitu ada jalan. 23/03/ 2013. Kami pun akhirnya berangkat dari sekretariat,setelah dilepas oleh ketua umum fredi aji primadani dan Kepala Badan Diklat Sigit puji jatmiko. 4 Anggota Muda Arya Prasna Azzy D’vyastia kesuma , Septian heri saputra, Dimas putra dan 2 Pendamping Azwansyah (Mahasiswa Tehnik Sipil) NRP.UPL-2012382/Sapu Jagad, & Moh. Alfian Ubay (Mahasiswa Ekonomi Manajemen) NRP.UPL-2011366/Tapak jagat.
Memulai perjalanan dari secretariat tercinta ke terminal Purwokerto berbarengan dengan anggota tim Jalur gambuhan karena mereka pun searah dengan tujuan kami yaitu Yomani,nama suatu daerah di Kabupaten tegal.
Pendakian dimulai dari pintu gerbang Obyek wisata Guci yang berada pada ketinggian 1120 mdpl. Pintu gerbang Obyek wisata Guci yang berupa gapura ini , adalah juga merupakan pintu gerbang ke air terjun. Letak air terjun ini ada di sebelah sebuah jembatan dan perjalanan kami menuju Gerbang Pendakian Guci 1277 mdpl . Berikut Rute Pendakian Kami.
Gerbang Pendakian Guci 1277 mdpl – Pos Pinus ( Pos I ) 1185 mdpl.
Dari gerbang jalur pendakian relatif landai, melewati pinggir hutan pinus, dan setelah mengikuti jalan setapak kemudian akan bertemu dengan jalan berbatu bekas jalan aspal yang sudah rusak milik perkebunan pinus. Pos I berada sedikit masuk ke dalam hutan Pinus. Waktu tempuh dari Gerbang hingga ke Pos I ini kurang lebih 1 jam.
Pos I – Pos Pondok Cemara (Pos II) 1951 mdpl.
Setelah melewati Pos I keadaan jalan setapak mulai menanjak dan mulai banyak terdapat pohon yang berlumut. Sedangkan waktu yang kami tempuhnya 1 jam 55 menit.
Pos II – Pos Pondok Pasang ( Pos III ) 2129 mdpl.
Kondisi jalan setapaknya relatif landai dan waktu yang kami tempuh dari Pos II ke Pos III kurang lebih 50 menit.
Pos III – Pos Pondok Kemaktus ( Pos IV ) 2578 mdpl
Jalur dari pos III menuju Pos IV ini lebih berat dari pada jalur lainnya ( dari pos I hingga Pos V ). Dijalur ini, banyak pohon perdu setinggi manusia ( arbei ). Jika memulai pendakian dipagi hari, maka istirahat makan siang dapat dilakukan disini. Dan juga di daerah Pos IV ini ramai dihiasi oleh suara burung. Waktu tempuh dari Pos III ke Pos IV adalah kurang lebih sekitar 2 jam 10 Menit.
Pos IV – Pos Pondok Cantigi ( Pos V ) 2852 mdpl.
Jalur pendakian mulai banyak ditemui pohon tumbang dan sebelum mencapai Pos V, akan ada sebuah pos yang dikenal dengan sebutan Pos Edelweiss yang berada pada ketinggian 2570 mdpl, dan waktu tempuh hingga Pondok Edelweis ini adalah kurang lebih sekitar 1 jam 26 menit. Selepas dari pondok edelweis keadaan jalan setapak mulai banyak debu vukanisnya. Dari Pondok edelweis hingga ke Pos V akan memakan waktu kurang lebih 50 menit.
Pondok Cantigi (Pos V) – Bibir kawah sebelah barat laut (Puncak Guci) 3205 mdpl.
Plawangan guci hari itu diselimuti kabut tebal dan terlihat menyeramkan,angin mendesau dari bawah kami,membuat kami kedinginan. Cuaca saat itu sangat tidak bisa diprediksi,terkadang angin tenang,tetapi tiba-tiba menjadi ganas.. kami sudah down melihat kondisi alam yang seperti itu,tetapi kami memiliki tekad yang kuat,bahwa kami akan sampai puncak gunung ini. Meski badai menghempas kami.
Mendekati bibir kawah, haruslah berhati – hati karena jalannya melewati tanah berpasir halus dan berasap belerang. Terkadang tanah tersebut terasa hangat. Resiko keracunan belerang bisa saja terjadi. Jadi ada baiknya menyiapkan masker, dan berjalan cepat dan tegak, untuk mengurangi resiko. Karena belerang lebih berat dari udara dan berada di dekat tanah.
Waktu tempuh dari Pos V hingga bibir kawah ini sekitar 2 jam.
Meskipun kami gagal melintas ke jalur Bambangan kabupaten Purbalingga, tetapi kami sangat puas karena kami telah mencapai puncak slamet Jalur Guci. Kami bangga pada tim kami, karena kami telah berhasil menembus batas kami dan tetap berjuang hingga akhir.
“Saya ingin menunjukan ke semua orang bahwa mendaki bukanlah mencari kematian, kamu dapat hidup untuk membicarakan pendakiannmu. Jika kita menjauhi hal tersebut ( kematian ), kita akan bisa meninggalkan ketidakpastian dari gunung itu sendiri. Saya ingin merubah ( kegiatan pendakian gunung ) menjadi sesuatu yang positif.” (EdViestrus)
just wait for our arrival again..! and someday.. we will climb you..!” Hello genk..!!